Surabaya-Gurumulia.org | Hari Guru Nasional Guru Yang Sejahtera.
Sambutlah gurumu, berilah penghormatan baginya.
Hampir-hampir seorang guru menjadi seorang rasul (atau meyamai fungsi dan kedudukannya)
Tahukah engkau ada orang yamg lebih mulia dan lebih agung
Dibandingkan orang yang membangun dan membina jiwa-jiwa dan akal
Mahasuci Engkau ya Allah, Engkaulah Pendidik dan Pengajar terbaik
Engkau mengajarkan dengan pena semenjak kurun pertama
Demikianlah penggalan dari bait syair Ahmed Syauqi (1868-1932) tentang betapa mulianya sosok guru. Bagi kaum muslimin, sosok guru nyaris setara mulianya dengan sosok rasul dan ayah ibu kita.
Ada kalimat bijak: siapa saja yang ingin keberkahan harta, maka hendaknya dia memuliakan kedua orangtuanya. Dan siapa saja yang ingin keberkahan ilmu, hendaknya ia memuliakan gurunya.
Hari Guru Nasional Guru Yang Sejahtera, Gaji Guru Harus Di Atas Rata-rata Agar Kompettitif
Bertepatan pada Hari Guru Nasional 25 November 2024, Yayasan Guru Mulia Indonesia (YGMI) mencanangkan visi: memuliakan guru dengan mencetak generasi mulia. YGMI sedang melakukan program kerja simultan agar sosok guru benar-benar mulia secara sosial dan ekonomi.
Kita dapat mengambil kesimpulan dari banyak perbincangan di media online. Dalam sebuah podcast, Gita Wirjawan (Menteri Perdagangan 2011-2014) dan Rocky Gerung membahas betapa kesejahteraan guru harus didongkrak jika ingin memuliakan profesi mulia.
“Kalau mau top five (ranking 5 besar), beri saja insentif guru itu habis-habisan. Kalau perlu gaji guru itu setara komisaris (perusahaan). Kalau mau negeri ini bisa kompetitif di kancah internasional, harus dimulai gaji guru yang bermutu,” tegas Rocky.
Kita patut mencontoh Jepang dan Singapura dalam hal memuliakan guru. Di Singapura, hanya lulusan terbaik dari SMA yang boleh ikut seleksi menjadi guru. Setelah masuk kampus keguruan, mereka digembleng menjadi pendidik unggul. Hari guru nasional guru yang sejahtera menjadi misi besar kita semua.
Baca juga: Kecukupan Guru Yang Ahli Adalah Kebutuhan Pokok
Gaji Guru Di Singapura Lebih Tinggi Daripada Perbankan
Dan gaji guru di Singapura lebih tinggi dari dunia industri dan bahkan di atas perbankan. Tak heran jika ranking PISA Singapura tertinggi di dunia dari 82 negara. Dan
Dan Jepang pun punya praktik yang sama. Pascahancur pada Perang Dunia II, Kaisar Jepang mengecek berapa guru yang selamat. Karena dari guru-lah, kemudian Jepang membangun negerinya dari puing-puing perang. Dan hanya dalam 20 hingga 30 tahun saja, Jepang sudah mampu menguasai produk-produk unggulan di dunia hingga kini.
Selama ini, masih kata Rocky, kita salah dalam menempatkan kedudukan guru di tengah masyarakat. “Guru dianggap pahlawan tanpa tanda jasa. Secara makna, istilah ini bersifat derogatif (merendahkan, red),” tambahnya.
Rendahnya penghasilan guru berimbas pada rendahnya kualitas kelulusan siswa-siswi. “Guru-guru kita terpaksa mencari uang tambahan untuk kehidupannya, sampai yang ada yang nyambi jadi ojek segala,” ungkapnya.
Baca juga: Negara Kuat Dimulai Dari Kualitas Guru, Pelajaran Dari Singapura
Dulu, Gaji Guru Indonesia Pernah Sangat Tinggi Dan Diminati Kaum Muda
Hal senada diungkapkan Dr HC Abdulkadir Baraja, Pembina YGMI, bahwa Indonesia pernah memuliakan kesejahteraan guru. “Seingat saya, pada 1963 gaji guru setara sebulan sama dengan separuh harga Scooter Vespa terbaru saat itu,” ungkap sosok kelahiran 1945 ini.
Jika dikonversikan saat ini, maka harga Scooter Matic Vespa 2024 sekitaran Rp 45 juta. Maka gaji guru setidaknya Rp 20 hingga Rp 25 juta per bulan. Tentu saja, seleksi guru pada 1963 sangatlah ketat. Tidak sembarang orang bisa sekolah pendidikan guru pada masa itu.
“Saya dulu mendaftar menjadi siswa Sekolah Guru Atas (SGA). Itu ketika saya lulus SMP pada 1963. Saya ingin menjadi guru karena memang gajinya besar dan hampir semua anak muda punya cita-cita mulia ini dan berharap gaji yang besar. Ini suatu kewajaran. Siapa saja boleh ingin bekerja yang baik dan mendapat gaji yang besar,” beber Dr HC Abdul Kadir Baraja.
Kini Saatnya Mengembalikan Kemuliaan dan Kesejahteraan Guru
Oleh karena itu, kini saatnya bagi kita untuk mengembalikan keadaan ini. Hari guru nasional guru yang sejahtera menjadi misi besar kita semua.
Bagaimana pemuda cerdas berkompetisi sehat untuk menjadi guru dan bagaimana agar kesejahteraan guru kembali bisa melebihi standar umum karena memang kemuliaan dan beban yang diembannya begitu besar dan mulia.
Untuk mewujudkan proyek mulia ini, misi YGMI ada tiga: mengelar seleksi yang komprehensif bagi pemuda yang ingin jadi guru; membuat diklat keguruan yang unggul; dan menggalang dana sosial untuk memberi insentif yang jauh lebih baik (bagi guru tugas) dibandingkan dunia industri dan perbankan.
Hari Guru Nasional Guru yang Sejahtera
Harapannya, Indonesia akan mendapat guru-guru muda unggul karena memang pada ribuan -bahkan jutaan- pemuda cerdas ramai-ramai ikut seleksi jadi tugas mulia ini.
Tentu misi besar ini harus disokong banyak pihak. Kita butuh orang-orang ahli dan tulus demi mewujudkan misi ini. Kita membutuhkan sumber daya manusia yang unggul dan sumber dana yang masif untuk mengembalikan kemuliaan guru-guru nusantara. Semoga.
Baca juga: Mengapa Guru Harus Cerdas dan Bermoral?
Foto: pixabay